HAMPIR tiap tahun rakyat
Indonesia khususnya Jakarta mengalami musim banjir yang bermacam-macam
jenisnya. Ada banjir biasa, ada banjir bandang, ada banjir yang tidak terduga
datangnya, ada banjir kiriman serta banjir yang sifatnya permanent.
Banjir adalah fenomena alam yang
tidak sulit dihilangkan selama masih ada hujan dan penyebab-penyebabnya seperti
sampah dikali dan memiliki daerah penyerapan yang minim. Banjir juga berdampak
terhadap perekonomian contohnya antara lain :
·
Inflasi
bisa melonjak
Bank Indonesia memperkirakan banjir yang terjadi di
Jakarta beberapa hari lalu akan menyebabkan inflasi sedikit melonjak. Bahkan
nilainya bisa meningkat di atas ekspektasi semula. Inflasi banjir tentu ada
pengaruhnya tapi tidak nasional. Diukur dari rata-rata, ada banyak daerah di
Indonesia
·
Pengusaha
angkutan rugi miliaran rupiah
Kerugian terjadi karena pendapatan angkutan umum
menurun 40-50 persen serta kerusakan kendaraan akibat banjir. Pengusaha
angkutan umum mengalami kerugian miliaran rupiah akibat dampak banjir yang
terjadi di Ibukota Jakarta.
·
PLN rugi
Rp 20 miliar
PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang telah
menghitung kerugian yang harus ditanggung perseroan akibat banjir besar yang
melumpuhkan Jakarta beberapa pecan lalu. Dari hasil perhitungan PLN, tercatat
kerugian Rp 20 miliar akibat puluhan ribu mini circuit breaker (MCB) atau
meteran rumah yang rusak karena terendam banjir. Kerugian PLN sekitar Rp 20
miliar untuk mengganti 50.000 kwh meter yang rusak karena banjir.
·
Kerusakan
infrastruktur
Banjir juga dapat merusak infrastruktur contohnya
seperti, kerusakan jalan, jembatan, perumahan, jaringan listrik dan pasokan air
bersih.
·
Tersendatnya
pendistribusian barang antar jawa-sumatra
Ketika banjir melanda Jalan Tol
Jakarta-Merak, maupun Merak-Jakarta di Km 57, diterjang banjir. Dampak yang
terlihat adalah truk-truk yang mengangkut bahan makanan, macet total.
Pasokan bahan-bahan sembako juga terhambat
di Merak. Penyeberangan terganjal oleh gelombang laut yang tingginya hingga
mencapai 4-5 meter, sehingga walaupun ada kapal, namun tidak bisa jalan ke
laut, diterjang ombak. Produksi ikan juga turun.
Bahan-bahan dari Sumatra untuk Jawa dan
sebaliknya dari Jawa ke Sumatra, semuanya terhambat, hingga ada bahan makanan
yang membusuk.
Semoga
saja dampak tersebut bisa diatasi oleh pemerintah daerah maupun pusat agar
kajadian seperti ini tidak terus menerus terulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar