Jumat, 15 Februari 2013

Dampak banjir terhadap perekonomian



HAMPIR tiap tahun rakyat Indonesia khususnya Jakarta mengalami musim banjir yang bermacam-macam jenisnya. Ada banjir biasa, ada banjir bandang, ada banjir yang tidak terduga datangnya, ada banjir kiriman serta banjir yang sifatnya permanent.
Banjir adalah fenomena alam yang tidak sulit dihilangkan selama masih ada hujan dan penyebab-penyebabnya seperti sampah dikali dan memiliki daerah penyerapan yang minim. Banjir juga berdampak terhadap perekonomian contohnya antara lain :
·         Inflasi bisa melonjak
Bank Indonesia memperkirakan banjir yang terjadi di Jakarta beberapa hari lalu akan menyebabkan inflasi sedikit melonjak. Bahkan nilainya bisa meningkat di atas ekspektasi semula. Inflasi banjir tentu ada pengaruhnya tapi tidak nasional. Diukur dari rata-rata, ada banyak daerah di Indonesia

·         Pengusaha angkutan rugi miliaran rupiah
Kerugian terjadi karena pendapatan angkutan umum menurun 40-50 persen serta kerusakan kendaraan akibat banjir. Pengusaha angkutan umum mengalami kerugian miliaran rupiah akibat dampak banjir yang terjadi di Ibukota Jakarta.

·         PLN rugi Rp 20 miliar
PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang telah menghitung kerugian yang harus ditanggung perseroan akibat banjir besar yang melumpuhkan Jakarta beberapa pecan lalu. Dari hasil perhitungan PLN, tercatat kerugian Rp 20 miliar akibat puluhan ribu mini circuit breaker (MCB) atau meteran rumah yang rusak karena terendam banjir. Kerugian PLN sekitar Rp 20 miliar untuk mengganti 50.000 kwh meter yang rusak karena banjir.

·         Kerusakan infrastruktur
Banjir juga dapat merusak infrastruktur contohnya seperti, kerusakan jalan, jembatan, perumahan, jaringan listrik dan pasokan air bersih.

·         Tersendatnya pendistribusian barang antar jawa-sumatra
Ketika banjir melanda Jalan Tol Jakarta-Merak, maupun Merak-Jakarta di Km 57, diterjang banjir. Dampak yang terlihat adalah truk-truk yang mengangkut bahan makanan, macet total.
Pasokan bahan-bahan sembako juga terhambat di Merak. Penyeberangan terganjal oleh gelombang laut yang tingginya hingga mencapai 4-5 meter, sehingga walaupun ada kapal, namun tidak bisa jalan ke laut, diterjang ombak. Produksi ikan juga turun.
Bahan-bahan dari Sumatra untuk Jawa dan sebaliknya dari Jawa ke Sumatra, semuanya terhambat, hingga ada bahan makanan yang membusuk.

Semoga saja dampak tersebut bisa diatasi oleh pemerintah daerah maupun pusat agar kajadian seperti ini tidak terus menerus terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar