Pendapat saya ada setujunya dan ada tidak setujunya. Pertama alasan saya setuju adalah makin tingginya PDB perkapita, tingkat kesejahteraan sosial semakin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita makin tinggi, maka daya beli masyarakat semakin tinggi juga, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan dan masa depan, kondisinya semakin meningkat.
Kedua alasan saya tidak setuju adalah dalam perhitungan PDB tidak menghitung output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spritual. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin/spiritual dan punya banyak uang bukan berarti pemiliknya akan bahagia karena uang itu bukanlah segala-galanya.
Berikut pendapat para ahli yang menyangkal bahwa pengukur kesejahteraan suatu negara hanya pada di pendapatan nasionalnya saja.
Pendapat Hendra, Esmara Dalam Pengukur Kesejahteraan Suatu Negara:
• Penduduk dan kesempatan kerja
• Pertumbuhan ekonomi
• Perneratan dan kesejahteraan nusywakat
Pendapat Dudley Seers Dalam Pengukur Kesejahteraan Suatu Negara:
• Tingkat kemiskinan
• Tingkat pengangguran
• Tingkat ketimpangan di berbagai bidang
Pendapat J.L. Tamba Dalam Pengukur Kesejahteraan Suatu Negara:
• Kesehatan dan keamanan
• Pendidikan keahlian dan standart hidup
• Pendapatan
• Pernukirnan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar